Menurut sejarah, sulaman telah ada sejak zaman Mesir Kuno dan menjadi populer pada masa Kekaisaran Romawi.
Embroidery dapat dihasilkan dengan menggunakan berbagai bahan, seperti benang, kain, sutra, dan bahkan kaca.
Jepang memiliki teknik sulaman tradisional yang disebut dengan sashiko, yang dikenal dengan pola rajutan geometris.
Sulaman dapat dihasilkan dalam berbagai bentuk, seperti gambar, huruf, atau bahkan pemandangan.
Teknik sulaman yang populer di Indonesia adalah tenun ikat, yang biasanya dihasilkan dengan menggunakan benang katun atau sutra.
Pada awalnya, sulaman hanya digunakan untuk menghias pakaian dan kain, namun kini juga digunakan untuk dekorasi rumah dan aksesori seperti tas dan topi.
Sulaman termasuk dalam seni rupa terapan, yang berarti seni yang digunakan untuk memproduksi barang-barang berguna.
Sulaman bisa menjadi hobi yang menguntungkan, dengan menjual karya sulaman kepada orang lain atau membuat bisnis sulaman sendiri.
Ada banyak komunitas sulaman di berbagai negara, termasuk Indonesia, yang bertemu secara rutin untuk berbagi ide dan teknik sulaman.
Sulaman juga dapat menjadi terapi relaksasi yang baik, karena membutuhkan fokus dan konsentrasi yang tinggi serta dapat meningkatkan keterampilan motorik halus.