10 Fakta Menarik Tentang Pemimpin Hak LGBT Terkenal

Harvey Milk adalah aktivis LGBT pertama yang terpilih menjadi pejabat publik di California. Dia terpilih sebagai anggota dewan kota San Francisco pada tahun 1977 dan terus memperjuangkan hak LGBT sampai dia dibunuh pada tahun 1978.
Ellen DeGeneres adalah seorang komedian dan pembawa acara talk show yang terkenal karena menjadi salah satu tokoh publik pertama yang terbuka sebagai seorang lesbian. Dia juga telah memperjuangkan hak LGBT dan menjadi salah satu juru bicara untuk organisasi seperti Human Rights Campaign.
Bayard Rustin adalah seorang aktivis hak sipil dan LGBT yang berperan penting dalam organisasi March on Washington for Jobs and Freedom pada tahun 1963. Dia juga dianggap sebagai salah satu penasihat utama Martin Luther King Jr.
Audre Lorde adalah seorang penyair dan aktivis yang terkenal karena memperjuangkan hak-hak lesbian dan wanita kulit hitam. Dia juga menulis banyak buku dan esai tentang topik ini.
RuPaul adalah seorang artis drag dan pembawa acara reality show RuPaul's Drag Race. Dia telah menjadi ikon LGBT dan memperjuangkan hak-hak LGBT sejak awal kariernya.
Marsha P. Johnson adalah seorang aktivis transgender yang terkenal karena perannya dalam kerusuhan Stonewall pada tahun 1969. Dia juga merupakan salah satu pendiri organisasi Street Transvestite Action Revolutionaries.
Laverne Cox adalah seorang aktris transgender yang terkenal karena perannya dalam serial Orange is the New Black. Dia juga memperjuangkan hak-hak transgender dan menjadi salah satu juru bicara paling terkenal untuk komunitas ini.
Magnus Hirschfeld adalah seorang dokter dan aktivis LGBT Jerman yang memperjuangkan hak-hak LGBT pada awal abad ke-20. Dia juga merupakan pendiri Institut untuk Ilmu Seks.
Harvey Fierstein adalah seorang penulis, aktor, dan aktivis LGBT yang terkenal karena perannya dalam produksi teater Torch Song Trilogy. Dia juga telah memperjuangkan hak-hak LGBT sejak awal kariernya.
Edie Windsor adalah seorang aktivis LGBT yang terkenal karena memenangkan kasus Windsor v. United States di Mahkamah Agung pada tahun 2013. Kasus ini membatalkan sebagian dari Defense of Marriage Act dan membuka jalan bagi pernikahan sesama jenis di Amerika Serikat.