Sejarah fashion dan tekstil memiliki hubungan erat dengan sejarah manusia, dimulai dari zaman prasejarah hingga saat ini.
Istilah "jeans" berasal dari nama kain yang diproduksi di kota Genoa, Italia, yang disebut "Genes".
Pada abad ke-16, bahan sutra sangat berharga sehingga hanya kalangan bangsawan yang mampu membelinya.
Di masa lalu, warna merah dianggap sebagai warna yang sangat berharga dan hanya bisa dipakai oleh kalangan bangsawan.
Sebelum mesin jahit ditemukan, semua pakaian dibuat dengan tangan dan membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya.
Pada awalnya, sepatu hak tinggi hanya dipakai oleh pria untuk menunjukkan kekuatan dan keanggunan mereka.
Setiap negara memiliki teknik dan tradisi tekstil yang unik, seperti batik dari Indonesia, sari dari India, dan kimono dari Jepang.
Pakaian yang dibuat dari bahan organik seperti katun atau linen lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan pakaian yang dibuat dari bahan sintetis.
Warna putih pada pakaian pernikahan tradisional di Barat melambangkan kesucian dan kemurnian, sedangkan warna merah pada pakaian pernikahan tradisional di Cina melambangkan keberuntungan.
Di dunia mode, tren dan gaya sering kali berulang dalam pola yang teratur dan disebut sebagai "siklus mode".