Pakaian dengan corak bunga-bunga yang dikenal sebagai "floral" pertama kali dipopulerkan pada abad ke-18 di Eropa.
Pada awal abad ke-20, celana panjang untuk wanita dianggap sebagai pakaian yang tidak sopan dan hanya digunakan oleh pria.
Topi derby, yang terinspirasi dari topi yang dikenakan oleh Charles Derbyshire pada tahun 1849, menjadi sangat populer pada awal abad ke-20.
Pada tahun 1920-an, wanita mulai memakai pakaian yang lebih longgar dan nyaman, karena tren "flapper" yang mempromosikan kebebasan dan kegembiraan.
Tren "Mod" yang dipopulerkan pada tahun 1960-an menampilkan pakaian dengan pola geometris, sepatu bot bertali, dan rambut berpotongan pendek.
Pada tahun 1970-an, pakaian dengan corak bunga yang besar dan warna-warna cerah menjadi sangat populer, terinspirasi dari budaya Hippy dan Bohemian.
Tren "Punk" yang muncul pada tahun 1980-an menampilkan pakaian dengan kerah tinggi, lengan panjang, dan aksesori seperti gelang dan kalung dengan paku.
Tren "Grunge" yang dipopulerkan pada tahun 1990-an menampilkan pakaian yang longgar dan kasual, seperti kemeja flanel dan celana jeans robek.
Pada abad ke-21, tren streetwear yang terinspirasi dari budaya hip-hop dan skateboard menjadi sangat populer, dengan hoodie dan sneakers sebagai pakaian yang paling dicari.
Tren sustainable fashion yang muncul pada tahun 2010-an menekankan pada penggunaan bahan ramah lingkungan, produksi bertanggung jawab, dan memperpanjang siklus hidup pakaian.