Istilah "showrunner" pertama kali dipopulerkan oleh David Chase, pencipta dan showrunner dari serial televisi The Sopranos pada tahun 1999.
Di Indonesia, istilah "showrunner" sering disebut sebagai "produser eksekutif" atau "pembuat acara".
Tugas seorang showrunner meliputi menulis naskah, mengarahkan kru produksi, memilih para pemeran, mengatur jadwal produksi, dan mengambil keputusan kreatif terkait isi acara.
Salah satu showrunner Indonesia yang terkenal adalah Rapi Films, perusahaan produksi film yang telah menghasilkan lebih dari 200 judul film sejak didirikan pada tahun 1972.
Beberapa serial televisi Indonesia yang sukses seperti Sinetron Si Doel Anak Sekolahan dan Anak Langit juga diketahui memiliki showrunner yang handal.
Banyak showrunner Indonesia yang berasal dari latar belakang penulis skenario, seperti Joko Anwar yang sukses dengan film horor Pengabdi Setan dan seri HBO Asia Grisse.
Ada beberapa festival film dan televisi di Indonesia, seperti Festival Film Indonesia dan Festival Sinema Australia Indonesia, yang memiliki kategori penghargaan untuk showrunner terbaik.
Seorang showrunner harus pandai dalam mengelola anggaran produksi agar acara yang dihasilkan dapat memenuhi ekspektasi penonton dan mendapat keuntungan yang cukup.
Showrunner juga harus memiliki kemampuan dalam menjalin hubungan dengan para pihak terkait, seperti stasiun televisi, sponsor, dan pemerintah, untuk memastikan kelancaran produksi.
Dalam era digital, showrunner juga harus pandai dalam memanfaatkan media sosial dan platform streaming untuk mempromosikan acara yang mereka produksi.