Dokumenter sosial seringkali menjadi media untuk mengungkapkan isu-isu yang penting bagi masyarakat Indonesia.
Banyak dokumenter sosial yang dibuat oleh sineas muda Indonesia, yang menggunakan teknologi dan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan penting.
Dokumenter sosial seringkali mengangkat isu-isu yang terkait dengan hak asasi manusia, seperti kekerasan terhadap perempuan, hak minoritas, dan hak buruh.
Dokumenter sosial juga seringkali membahas isu lingkungan, termasuk pengrusakan hutan dan kerusakan alam lainnya.
Salah satu dokumenter sosial yang terkenal di Indonesia adalah "Jagal", yang mengangkat isu perburuan liar di Kalimantan.
Dokumenter sosial juga seringkali mengangkat isu pendidikan, termasuk kesenjangan antara pendidikan di daerah perkotaan dan pedesaan.
Beberapa dokumenter sosial juga mengambil sudut pandang yang berbeda, seperti dokumenter "Pembantaian di Trisakti" yang menggambarkan tragedi mahasiswa pada 1998 dari sudut pandang keluarga korban.
Dokumenter sosial seringkali dianggap sebagai alat untuk memperjuangkan keadilan dan perubahan sosial.
Beberapa dokumenter sosial juga berhasil memenangkan penghargaan internasional, seperti "The Act of Killing" yang memenangkan penghargaan BAFTA dan Oscar.
Dengan semakin berkembangnya teknologi dan media digital, dokumenter sosial di Indonesia semakin mudah diakses oleh masyarakat luas, dan semakin banyak masyarakat yang terinspirasi untuk membuat dokumenter sosial sendiri.