Disiplin ilmu politik pertama kali muncul pada abad ke-5 SM di Yunani kuno, ketika Aristoteles menulis karya-karyanya tentang politik dan filsafat.
Pada abad ke-17, Thomas Hobbes menulis karya pentingnya Leviathan, yang membahas tentang konsep negara dan kedaulatan.
Disiplin ilmu politik modern berkembang pada abad ke-19, ketika para ahli mulai mempelajari sistem politik modern, termasuk demokrasi, parlementerisme, dan presidensialisme.
Salah satu pendiri disiplin ilmu politik modern adalah Max Weber, yang menulis banyak karya tentang sosiologi politik dan teori pemerintahan.
Pada awal abad ke-20, ilmu politik mulai terfokus pada studi tentang kebijakan publik, dan para ahli mulai mempelajari cara-cara untuk merancang dan menerapkan kebijakan yang efektif.
Pada tahun 1920-an, teori-teori tentang sistem politik internasional mulai berkembang, termasuk teori perang dan perdamaian.
Pada tahun 1960-an, ilmu politik mulai terfokus pada studi tentang gerakan sosial dan hak asasi manusia, serta isu-isu global seperti perdagangan dan lingkungan hidup.
Pada tahun 1980-an, disiplin ilmu politik mulai terfokus pada studi tentang media massa dan politik, termasuk bagaimana media mempengaruhi opini publik dan proses politik.
Pada tahun 1990-an, ilmu politik mulai terfokus pada studi tentang globalisasi dan hubungan internasional, serta cara-cara untuk mempromosikan perdamaian dan kerjasama internasional.
Saat ini, disiplin ilmu politik terus berkembang dan melibatkan penggunaan teknologi modern seperti big data dan analisis data statistik untuk mempelajari tren politik dan isu-isu publik.