Teleskop pertama yang ditemukan di Indonesia adalah teleskop refraktor, yang diperkenalkan oleh Belanda pada abad ke-19.
Teleskop pertama di Indonesia dibangun di Observatorium Bosscha di Bandung pada tahun 1923.
Observatorium Bosscha adalah observatorium tertua di Indonesia dan masih beroperasi hingga saat ini.
Teleskop terbesar di Indonesia adalah teleskop reflektor Schmidt milik Observatorium Bosscha dengan diameter 60 cm.
Observatorium Bosscha dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1923 dan didirikan di atas tanah yang disumbangkan oleh keluarga Bosscha.
Selain Observatorium Bosscha, Indonesia juga memiliki observatorium lainnya seperti Observatorium Lembang di Jawa Barat dan Observatorium Bosscha di Bali.
Teleskop-teleskop di Indonesia digunakan untuk berbagai macam penelitian seperti astronomi, geodesi, dan meteorologi.
Teleskop-teleskop di Indonesia juga digunakan untuk mempelajari fenomena alam seperti gempa bumi dan gunung berapi.
Pada tahun 2016, Indonesia menjadi tuan rumah International Astronomical Union (IAU) General Assembly yang dihadiri oleh ribuan ilmuwan astronomi dari seluruh dunia.
Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan penelitian astronomi karena lokasinya yang strategis di khatulistiwa dan memiliki langit yang cerah sepanjang tahun.