Pada zaman kuno, pakaian sering kali diwarnai dengan bahan-bahan alami seperti tanaman dan buah-buahan.
Pada abad ke-14, rancangan busana mulai dipengaruhi oleh seni lukis dan arsitektur.
Pada abad ke-19, terjadi revolusi industri yang memungkinkan produksi massal pakaian dengan biaya yang lebih murah.
Pada tahun 1920-an, gaya flapper menjadi populer, yang menampilkan pakaian pendek, rambut pendek dan make up yang kuat.
Pada tahun 1960-an, gaya hippie menjadi populer, yang menampilkan baju kaftan, celana bell-bottom dan aksesoris seperti kalung bermotif bunga.
Pada tahun 1980-an, terjadi tren fashion neon yang mencolok dengan baju dan aksesoris berwarna-warni cerah.
Pada tahun 1990-an, tren fashion grunge muncul dengan pakaian kasual dan tidak rapi.
Pada tahun 2000-an, terjadi tren fashion minimalis dengan pakaian berwarna netral dan simpel.
Pada tahun 2010-an, tren fashion streetwear muncul dengan pakaian yang terinspirasi dari budaya pop dan musik.
Pada saat ini, banyak desainer fashion mulai mengadopsi prinsip-prinsip sustainability dalam produksi pakaian mereka untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan.