Seni kaca patri berasal dari Mesir kuno dan ditemukan sekitar 2000 SM.
Kaca patri pertama kali digunakan dalam arsitektur gereja pada abad ke-4 di Roma.
Teknik kaca patri sebenarnya berasal dari Asia dan dibawa ke Eropa oleh para pedagang dan penjelajah.
Kaca patri digunakan untuk mencerahkan interior gereja dan menggambarkan cerita agama kepada orang awam yang buta huruf.
Selama Abad Pertengahan, seniman kaca patri dianggap sebagai seniman terkemuka dan sering diberi tugas untuk membuat karya seni untuk gereja dan bangunan publik.
Selama Renaisans, seni kaca patri mulai dianggap sebagai seni yang lebih rendah dan kurang dihargai.
Kaca patri modern pertama kali dikembangkan pada abad ke-19 dan memungkinkan seniman untuk membuat karya seni yang lebih besar dan lebih kompleks.
Selama Perang Dunia II, banyak karya seni kaca patri dihancurkan atau rusak karena serangan bom.
Sejak tahun 1950-an, seni kaca patri telah menjadi semakin populer sebagai bentuk seni dekoratif dan digunakan dalam banyak bentuk seni dan arsitektur modern.
Beberapa seniman kaca patri terkenal termasuk Louis Comfort Tiffany, Charles Rennie Mackintosh, dan Frank Lloyd Wright.