Pada zaman kuno, kota-kota dibangun di sekitar sungai untuk memudahkan akses air dan transportasi.
Pada abad pertengahan, kota-kota Eropa dibangun dengan dinding yang mengelilinginya sebagai bentuk perlindungan dari serangan musuh.
Konsep tata kota modern pertama kali muncul di Mesir kuno, dimana kota dibangun dengan jalan utama yang membentang dari timur ke barat dan dari utara ke selatan.
Kota-kota di Cina pada abad ke-5 SM memiliki tata kota yang sangat teratur dan simetris dengan jalan-jalan paralel dan persegi panjang.
Pada abad ke-19, urbanisasi pesat terjadi di Eropa dan Amerika Serikat sebagai dampak dari revolusi industri.
Konsep "Garden City" diperkenalkan oleh Ebenezer Howard pada awal abad ke-20, yang mengusulkan pembangunan kota yang terintegrasi dengan alam dan memiliki kehidupan sosial yang seimbang.
Pada tahun 1929, Plan Voisin mengusulkan penghancuran kawasan Marais di Paris untuk dibangun kembali dengan konsep tata kota modern yang lebih teratur dan efisien.
Seiring dengan perkembangan mobil dan transportasi pribadi pada tahun 1950-an dan 1960-an, konsep "urban sprawl" muncul dan menghasilkan kota-kota yang tersebar dengan jalan raya yang lebar.
Pada tahun 1970-an, konsep "New Urbanism" muncul sebagai reaksi terhadap urban sprawl dan mengusulkan pembangunan kota yang lebih padat dan terintegrasi dengan transportasi umum.
Saat ini, teknologi dan data analytics digunakan dalam perencanaan kota untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan, seperti penggunaan lampu jalan pintar dan pengelolaan limbah yang lebih efektif.