Pada masa awal kemerdekaan, Indonesia memiliki sistem ekonomi yang sangat terpusat pada pemerintah.
Pada tahun 1960-an, Indonesia mengalami “Masa Keajaiban Ekonomi” yang dipicu oleh kebijakan nasionalisasi dan industrialisasi.
Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997-1998 adalah salah satu yang terparah dalam sejarah ekonomi Indonesia.
Indonesia memiliki sejarah panjang dalam perdagangan rempah-rempah yang menjadi faktor penting dalam hubungan dagang dengan negara-negara Eropa.
Pada masa kolonial Belanda, ekonomi Indonesia diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar Eropa dan menghasilkan keuntungan bagi Belanda.
Sumbangan sektor pertanian masih menjadi kontributor terbesar dalam perekonomian Indonesia.
Indonesia memiliki komoditi ekspor utama seperti minyak, gas alam, kopi, dan karet.
Indonesia menjadi anggota G-20, kelompok negara-negara terbesar dan berkembang di dunia, sejak tahun 2008.
Pada tahun 2019, Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02%.
Indonesia memiliki program pemerintah yang dikenal dengan sebutan “program 100 hari kerja” yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.