Indonesia memiliki planetarium pertama di Asia Tenggara, yaitu Planetarium Jakarta yang dibuka pada tahun 1969.
Indonesia memiliki sejumlah gunung berapi aktif yang dianggap sebagai laboratorium alam bagi ilmuwan planet.
Indonesia menjadi salah satu negara yang terlibat dalam misi NASA ke planet Mars pada tahun 2018.
Ada dua asteroid yang dinamai sesuai nama Indonesia, yaitu asteroid 1914 Indonesia dan asteroid 1943 Indonesia.
Indonesia memiliki sejumlah observatorium yang digunakan untuk mengamati benda langit, seperti Observatorium Bosscha di Bandung dan Observatorium Lapan di Rancabungur.
Pada tahun 2014, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Internasional Planetarium Asia ke-5 yang dihadiri oleh para ahli planetarium dari seluruh dunia.
Indonesia memiliki seorang ahli astronomi terkenal, yaitu Prof. Thomas Djamaluddin, yang dikenal sebagai "Bapak Astronomi Indonesia".
NASA dan Badan Antariksa Indonesia (LAPAN) telah bekerja sama dalam berbagai proyek pengamatan bumi dan astronomi.
Indonesia memiliki sejumlah situs arkeologi yang mengungkapkan pengetahuan tentang astronomi kuno, seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
Indonesia menjadi salah satu negara yang berpartisipasi dalam proyek Square Kilometre Array (SKA), proyek pengamatan radio astronomi terbesar di dunia.