Indonesia memiliki rencana untuk mengirimkan manusia ke Mars pada tahun 2040-an.
Garis lintang Indonesia yang terletak di sekitar 5 derajat selatan membuatnya menjadi tempat yang ideal untuk meluncurkan roket ke orbit.
Indonesia telah membangun beberapa pusat penelitian dan pengembangan teknologi antariksa, seperti Pusat Teknologi Satelit Nasional dan Observatorium Bosscha di Bandung.
Indonesia juga memiliki perusahaan swasta yang terlibat dalam industri antariksa, seperti LAPAN Akseleran dan Satelit Nusantara.
LAPAN telah meluncurkan beberapa satelit ke orbit, termasuk satelit pertama Indonesia, LAPAN-A2/ORARI.
Indonesia memiliki potensi besar dalam memproduksi bahan bakar roket dari sumber daya alamnya yang melimpah, seperti minyak bumi dan gas alam.
Beberapa universitas di Indonesia menawarkan program studi antariksa, termasuk Institut Teknologi Bandung dan Universitas Indonesia.
Indonesia telah menandatangani perjanjian kerja sama antariksa dengan negara-negara lain, seperti Rusia dan Jepang.
Indonesia juga telah menjalin kerja sama dengan Badan Antariksa Eropa untuk mengembangkan teknologi satelit.
LAPAN sedang mengembangkan pesawat ruang angkasa bertenaga surya yang dapat bertahan hingga enam bulan di orbit.