Istilah "imperialisme" berasal dari kata Latin "imperium" yang berarti kekuasaan atau kekuasaan mutlak.
Kekaisaran Romawi adalah salah satu contoh awal dari imperialisme dalam sejarah.
Pada abad ke-16, kekuatan maritim seperti Spanyol, Inggris, dan Portugis mulai mengeksplorasi wilayah baru dan mengklaim wilayah tersebut sebagai koloni mereka.
Imperialisme Eropa mencapai puncaknya pada abad ke-19, ketika negara-negara Eropa bersaing untuk mendapatkan pengaruh dan wilayah di seluruh dunia.
Kekaisaran Britania Raya dulu dikenal sebagai "kerajaan di mana matahari tidak pernah terbenam" karena wilayahnya yang luas di seluruh dunia.
Praktik imperialisme sering kali melibatkan penindasan dan eksploitasi orang-orang yang hidup di koloni-koloni tersebut.
Salah satu contoh eksploitasi yang terkenal adalah perdagangan budak Atlantik, di mana jutaan orang Afrika dipaksa menjadi budak dan dijual ke Amerika Serikat dan koloni-koloni lainnya.
Imperialisme Jepang pada awal abad ke-20 di Asia Timur juga memiliki efek yang signifikan pada masyarakat dan budaya di wilayah tersebut.
Akhir dari imperialisme Eropa terjadi setelah Perang Dunia II, ketika negara-negara kolonial mulai memperoleh kemerdekaan mereka.
Meskipun imperialisme telah berakhir secara resmi, dampaknya terhadap masyarakat, budaya, dan politik di seluruh dunia masih dapat dirasakan hingga saat ini.