Jurnalistik bermula pada zaman kuno di Mesir, Yunani, dan Romawi, dengan pemberitaan tentang berita politik dan kejadian penting lainnya.
Di Inggris pada abad ke-17, kebebasan pers pertama kali diakui dan diberikan hak untuk mencetak surat kabar tanpa sensor pemerintah.
Pada abad ke-18 di Amerika Serikat, surat kabar menjadi alat perjuangan politik dan percikan api Revolusi Amerika.
Pada abad ke-19, dengan adanya teknologi cetak yang lebih murah, surat kabar menjadi lebih tersedia dan populer di kalangan masyarakat.
Pada abad ke-20, jurnalistik memasuki era baru dengan munculnya radio dan televisi sebagai platform baru untuk pemberitaan.
Pada tahun 1912, koran New York Globe menerbitkan artikel tentang Titanic yang menjadi contoh jurnalisme investigasi.
Pada tahun 1930-an, jurnalistik foto menjadi lebih populer dan penting dalam memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kejadian penting.
Pada tahun 1960-an dan 1970-an, jurnalistik di Amerika Serikat mengalami perubahan besar dengan adanya gerakan hak sipil dan perang Vietnam yang memunculkan jurnalisme partisipatif.
Pada tahun 1990-an, internet memberikan perkembangan baru dalam jurnalistik dengan munculnya situs berita daring dan media sosial.
Hari Pers Sedunia dirayakan setiap tanggal 3 Mei untuk memperingati kebebasan pers dan menghargai pentingnya jurnalistik dalam masyarakat.