Forensik berasal dari kata Latin "forensis" yang berarti "yang berkaitan dengan pengadilan atau pengadilan umum".
Forensik modern pertama kali diperkenalkan pada tahun 1836 oleh James Marsh, seorang ahli kimia Inggris, yang mengembangkan tes untuk mendeteksi arsenik dalam tubuh manusia.
Pada tahun 1892, Francis Galton, seorang ahli antropologi Inggris, mengembangkan metode identifikasi sidik jari yang masih digunakan hingga saat ini.
Forensik dapat membantu mengungkap kebohongan dalam wawancara atau persidangan. Metode ini disebut analisis nafas atau deteksi kebohongan.
DNA forensik pertama kali digunakan untuk memecahkan kasus kriminal pada tahun 1986.
Ahli forensik dapat menentukan jenis senjata dan amunisi yang digunakan dari bekas luka tembak pada korban atau sasaran.
Forensik dapat membantu mengevaluasi keaslian dokumen atau bukti tertulis melalui teknik analisis tulisan tangan dan analisis kertas.
Forensik dapat digunakan untuk mengidentifikasi sisa-sisa manusia yang sudah terkubur atau terbakar melalui tes DNA dan analisis antropologi forensik.
Forensik dapat membantu menentukan waktu kematian seseorang melalui analisis forensik tubuh dan lingkungan sekitarnya.
Forensik dapat membantu mengungkap kejahatan cyber dan kejahatan komputer melalui analisis forensik digital.