Sejarah astronomi di Indonesia dimulai sejak masa prasejarah, ketika nenek moyang kita menggunakan bintang untuk navigasi dan menentukan waktu panen.
Pada abad ke-13, Kerajaan Majapahit memiliki observatorium astronomi yang terkenal di dunia.
Salah satu astronom Indonesia terkemuka adalah R.T. Aloysius Lilius, yang menciptakan kalender Gregorian yang saat ini digunakan di seluruh dunia.
Pada tahun 1976, Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang bergabung dengan proyek Very Large Array (VLA), sebuah jaringan radio teleskop terbesar di dunia.
Pada tahun 1983, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Internasional tentang Astronomi Asia-Pasifik.
Pada tahun 2007, Indonesia mengirimkan satelit pertamanya ke luar angkasa, bernama LAPAN-TUBSAT.
Salah satu fenomena astronomi yang terkenal di Indonesia adalah gerhana matahari total, yang terjadi pada tahun 2016 dan menarik banyak turis dari seluruh dunia.
Pada tahun 2018, Indonesia memenangkan penghargaan sebagai negara terbaik dalam mengamati gerhana bulan.
Indonesia memiliki beberapa observatorium astronomi modern, termasuk Observatorium Bosscha di Bandung dan Observatorium Lembang di Lembang.
Saat ini, Indonesia sedang membangun observatorium terbesar di Asia Tenggara, bernama Observatorium Nasional Indonesia.