Indonesia memiliki teleskop terbesar di Asia Tenggara, yaitu Teleskop GOTO di Observatorium Gunung Timau di Nusa Tenggara Timur.
Pada tahun 2015, Indonesia berhasil menemukan planet baru yang diberi nama "Kepiting" (Crab) yang berjarak sekitar 640 tahun cahaya dari Bumi.
Indonesia juga memiliki Observatorium Bosscha yang terletak di Bandung, Jawa Barat, yang didirikan pada tahun 1923.
Pada tahun 1997, Indonesia mengirimkan satelit pertama mereka, Satelit Palapa, yang diluncurkan dari Amerika Serikat.
Ahli astrofisika Indonesia, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, adalah anggota dari tim yang menemukan planet pertama di luar tata surya, yaitu 51 Pegasi b pada tahun 1995.
Indonesia memiliki beberapa tempat yang sangat cocok untuk melakukan pengamatan bintang, seperti Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar.
Pada tahun 2016, Indonesia mengirimkan astronot pertama mereka ke luar angkasa, yaitu Dr. Ir. Soekarno Hatta, untuk mengikuti program pelatihan di Badan Antariksa Rusia.
Indonesia juga memiliki program pengenalan astronomi untuk anak-anak di sekolah-sekolah, yaitu "Astrofisika untuk Semua" yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Bandung.
Salah satu penelitian astrofisika terbaru di Indonesia adalah tentang eksoplanet, yaitu planet yang berada di luar tata surya kita.
Indonesia juga mengadakan acara tahunan yang disebut "Indonesia Astronomy Festival" yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang astronomi dan astrofisika.