Hacking pertama kali muncul di Indonesia pada tahun 1980-an ketika orang mulai mengakses komputer secara ilegal dan mencoba memasuki sistem keamanan.
Pada tahun 1990-an, Indonesia mulai memiliki komunitas hacker yang aktif, seperti Jaringan Siber Indonesia (JSI) dan Indonesian Backtrack Team.
Pada tahun 2000-an, terjadi beberapa kasus hacking besar-besaran di Indonesia, seperti kasus hacking situs web pemerintah dan korporasi besar.
Beberapa hacker Indonesia terkenal antara lain Agung Prabowo, Yohanes Surya, dan Benny Handoko.
Pada tahun 2013, Indonesia menjadi tuan rumah konferensi hacker internasional, Hack-in-the-Box.
Pada tahun 2014, terjadi kasus hacking terbesar dalam sejarah Indonesia ketika situs web Kementerian Kesehatan diretas dan data pribadi jutaan orang dicuri.
Pada tahun 2015, Indonesia menyelenggarakan kompetisi hacking internasional, Capture The Flag (CTF) di Jakarta.
Seiring dengan perkembangan teknologi, hacker Indonesia semakin terampil dan canggih dalam melakukan serangan siber.
Saat ini, pemerintah Indonesia memiliki Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang bertugas untuk melindungi keamanan siber negara dari serangan hacker.
Meskipun hacking ilegal dan merusak sistem keamanan adalah tindakan kriminal yang dilarang oleh hukum, hacking juga dapat digunakan untuk tujuan positif seperti pengujian keamanan sistem dan penemuan celah keamanan yang dapat diperbaiki.
