Braille diciptakan oleh seorang pria buta bernama Louis Braille pada tahun 1824 saat ia masih berusia 15 tahun.
Braille pertama kali digunakan di Prancis sebagai cara untuk membantu orang buta membaca dan menulis.
Bahasa Indonesia memiliki sistem braille yang serupa dengan braille yang digunakan di negara lain.
Ada sekitar 63 karakter dalam braille Bahasa Indonesia, termasuk huruf, angka, dan tanda baca.
Braille Bahasa Indonesia dapat digunakan di berbagai media, seperti buku, papan nama, dan alat elektronik.
Braille Bahasa Indonesia juga dapat digunakan untuk menulis musik dan not balok.
Ada organisasi dan lembaga yang didedikasikan untuk mendukung orang buta dalam belajar braille, seperti Perkumpulan Penyandang Cacat Penglihatan Indonesia (P2CP).
Meskipun braille telah menjadi standar internasional untuk membantu orang buta, masih ada banyak orang yang tidak tahu tentang sistem ini.
Ada kontes dan kompetisi yang diadakan untuk menguji kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis braille.
Braille telah membuka banyak pintu bagi orang buta, memungkinkan mereka untuk belajar, bekerja, dan berpartisipasi dalam masyarakat dengan lebih mandiri.