Film dokumenter pertama di Indonesia adalah "Jalur Kereta Api Batavia-Buitenzorg" pada tahun 1912.
Film dokumenter "Soerabaja Tempo Doeloe" yang dirilis pada tahun 2016, menjadi film dokumenter Indonesia yang paling banyak ditonton di YouTube dengan lebih dari 14 juta penonton.
Pada tahun 2019, film dokumenter "Kartini" menjadi film dokumenter Indonesia pertama yang ditayangkan di bioskop Indonesia dan berhasil meraih box office sebesar 10,5 miliar rupiah.
Film dokumenter "Jagal" karya Joshua Oppenheimer, berhasil meraih penghargaan Best Documentary Feature di Festival Film Internasional Toronto pada tahun 2012.
Film dokumenter "The Act of Killing" karya Joshua Oppenheimer, menjadi film dokumenter Indonesia pertama yang masuk nominasi Academy Awards pada tahun 2014.
Film dokumenter "Senyap" karya Joshua Oppenheimer, yang mengungkap kekejaman terhadap kaum komunis pada tahun 1965, dilarang tayang di Indonesia.
Film dokumenter "Ibu" karya Yayan Sofyan, mengisahkan tentang seorang ibu yang merawat anaknya yang lumpuh selama 20 tahun, berhasil meraih penghargaan Best Documentary di Festival Film Indonesia pada tahun 2018.
Film dokumenter "The Look of Silence" karya Joshua Oppenheimer, yang juga mengungkap kekejaman pada tahun 1965, berhasil meraih penghargaan Best Documentary di Venice Film Festival pada tahun 2014.
Film dokumenter "Sepatu Baru" karya Aditya Ahmad, mengisahkan tentang seorang anak kecil yang ingin membeli sepatu baru untuk adiknya, berhasil meraih penghargaan Best Documentary di Festival Film Indonesia pada tahun 2017.
Film dokumenter "Punk in Love" karya Oki Setiana Dewi, mengisahkan tentang budaya punk di Indonesia, berhasil meraih penghargaan Best Documentary di Festival Film Indonesia pada tahun 2009.