Oceanografi berasal dari bahasa Yunani "okeanos" yang berarti samudera dan "graphein" yang berarti menulis atau menggambar.
Pada zaman kuno, para navigator menggunakan bintang dan arus laut untuk membantu mereka menavigasi lautan.
Pada abad ke-15, Christopher Columbus mempelajari oseanografi dan membuat catatan tentang arus laut dan kondisi cuaca selama perjalanannya ke Amerika.
Pada abad ke-18, James Cook melakukan tiga ekspedisi laut dan mencatat banyak informasi tentang geografi dan biologi lautan.
Pada tahun 1831, HMS Beagle berlayar di sekitar dunia dan Charles Darwin menjadi seorang naturalis di kapal itu. Dia mengumpulkan banyak informasi tentang kehidupan laut dan geologi dasar laut.
Pada tahun 1872, kapal Challenger diluncurkan dan melakukan ekspedisi selama tiga tahun, mengumpulkan sampel dan informasi tentang lautan dan dasar laut.
Pada tahun 1930-an, para ilmuwan mulai menggunakan sonar untuk memetakan dasar laut.
Pada tahun 1960-an, kapal bawah air dikembangkan untuk memungkinkan para ilmuwan mengamati kehidupan laut dan kondisi cuaca di bawah permukaan laut.
Pada tahun 1977, submersible Alvin digunakan untuk mempelajari kawah laut dan kehidupan yang hidup di dalamnya.
Pada tahun 2000, program Argo diluncurkan untuk mengumpulkan data tentang suhu, salinitas, dan tekanan di seluruh dunia untuk mempelajari perubahan iklim.