Fotografi pertama kali tiba di Indonesia pada tahun 1840-an, hanya beberapa tahun setelah ditemukannya teknologi ini di Eropa.
Pada awalnya, fotografi hanya digunakan oleh orang-orang kaya dan bangsawan, karena teknologi ini sangat mahal dan sulit diakses oleh orang biasa.
Pada tahun 1850-an, fotografi mulai menjadi semakin populer di kalangan masyarakat Indonesia, terutama di kalangan pedagang dan warga kota.
Pada tahun 1860-an, fotografi studio pertama didirikan di Batavia, yang sekarang dikenal sebagai Jakarta.
Selama era kolonial Belanda, fotografi digunakan sebagai alat propagandis untuk mempromosikan kebijakan dan budaya Belanda di Indonesia.
Pada tahun 1930-an, fotografi mulai digunakan sebagai alat dokumentasi dalam bidang antropologi dan etnografi, untuk mempelajari kehidupan dan budaya masyarakat Indonesia.
Selama periode kemerdekaan Indonesia, fotografi digunakan sebagai alat untuk memperjuangkan kemerdekaan dan keadilan sosial, dan banyak fotografer terkenal seperti Jansje Bouman dan Soekarno mengambil gambar-gambar penting pada masa itu.
Pada tahun 1950-an dan 1960-an, fotografi mulai digunakan dalam iklan dan publikasi, dan banyak fotografer Indonesia terkenal seperti Ismail Marzuki dan S. Sudjojono memperkenalkan gaya dan teknik fotografi baru.
Sejak tahun 1990-an, fotografi telah menjadi semakin terjangkau dan lebih mudah diakses oleh masyarakat Indonesia, dan banyak sekolah dan lembaga seni telah mulai menawarkan kursus dan pelatihan fotografi.
Saat ini, fotografi terus berkembang di Indonesia dan banyak fotografer Indonesia terkenal seperti Rio Helmi dan Rony Zakaria telah meraih pengakuan internasional untuk karya-karya mereka.