Kata "sosiologi" pertama kali diperkenalkan oleh filsuf Prancis, Auguste Comte pada tahun 1838.
Pada awalnya, sosiologi dianggap sebagai cabang filsafat, tetapi kemudian berkembang menjadi disiplin ilmu sosial yang mandiri.
Max Weber, seorang sosiolog Jerman, mengembangkan konsep "rasionalitas" dan "birokrasi" yang masih digunakan sampai saat ini.
Karl Marx, seorang filsuf dan sosiolog Jerman, memperkenalkan konsep "materialisme historis" yang memandang sejarah manusia sebagai perjuangan antara kelas-kelas sosial yang berbeda.
Emile Durkheim, seorang sosiolog Prancis, mengembangkan konsep "solidaritas sosial" yang membedakan masyarakat modern dengan masyarakat tradisional.
George Herbert Mead, seorang sosiolog Amerika, mengembangkan konsep "self" yang menjelaskan bagaimana individu membentuk identitas mereka melalui interaksi sosial.
Jane Addams, seorang sosiolog Amerika, adalah salah satu pendiri gerakan reformasi sosial di Amerika Serikat dan memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1931.
W.E.B. Du Bois, seorang sosiolog Amerika-Afrika, merupakan salah satu pendiri gerakan hak sipil dan memperjuangkan kesetaraan rasial di Amerika Serikat.
Harriet Martineau, seorang sosiolog Inggris, adalah salah satu sosiolog perempuan pertama dan memperjuangkan hak-hak perempuan serta hak-hak masyarakat yang kurang mampu.
Sosiologi terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan sosial dan teknologi, termasuk pengembangan sosiologi digital yang mempelajari bagaimana teknologi mempengaruhi interaksi sosial.