Propaganda sudah digunakan sejak zaman kuno untuk mempengaruhi masyarakat dalam politik, agama, dan budaya.
Kaisar Julius Caesar menggunakan propaganda untuk memperkuat citranya sebagai pemimpin yang kuat dan merakyat.
Gereja Katolik menggunakan propaganda untuk memperkuat posisinya selama abad pertengahan dan Renaissance.
Di abad ke-20, propaganda digunakan secara luas dalam Perang Dunia I dan II oleh pemerintah dan militer untuk mempengaruhi opini publik dan mendukung usaha perang.
Nazi Jerman menggunakan propaganda secara intensif selama periode kekuasaannya untuk memperkuat posisi mereka dan mempengaruhi masyarakat.
Propaganda juga digunakan oleh pemerintah komunis di Uni Soviet dan Tiongkok untuk memperkuat kekuasaan mereka dan mengendalikan opini publik.
Selama Perang Dingin, propaganda digunakan oleh kedua belah pihak, Amerika Serikat dan Uni Soviet, untuk mempengaruhi opini publik dan memperkuat posisi mereka di mata dunia.
Propaganda juga digunakan dalam kampanye politik dan pemilihan umum untuk mempengaruhi pemilih dan memenangkan dukungan mereka.
Dalam budaya populer, propaganda sering digunakan dalam iklan dan media untuk mempengaruhi perilaku konsumen dan mempromosikan produk atau layanan.
Meskipun sering dianggap negatif, propaganda juga dapat digunakan untuk tujuan positif seperti meningkatkan kesadaran sosial, mendukung kampanye amal, dan mempromosikan perdamaian dan kesetaraan.