Film drama Indonesia pertama yang mendapat penghargaan di ajang Festival Film Cannes adalah "Daun di Atas Bantal" pada tahun 1998.
Sejak tahun 2000, film drama Indonesia mulai mendapat pengakuan di kancah internasional dengan memenangkan berbagai penghargaan di festival film internasional seperti di Tokyo, Rotterdam, dan Singapura.
Film drama Indonesia yang memiliki penonton terbanyak adalah "Ayat-Ayat Cinta" yang ditonton oleh lebih dari 4,2 juta penonton.
Beberapa film drama Indonesia mengadaptasi kisah-kisah nyata seperti "Ada Apa Dengan Cinta?" yang terinspirasi dari kisah hidup sang penulis skenario Dewi Lestari.
Film drama Indonesia seringkali mengangkat isu-isu sosial dan politik yang menjadi sorotan masyarakat seperti korupsi, kekerasan, dan intoleransi.
Beberapa film drama Indonesia juga mengangkat tema-tema religius seperti "Ayat-Ayat Cinta" dan "Habibie & Ainun".
Salah satu sutradara drama Indonesia yang paling terkenal adalah Garin Nugroho yang telah memenangkan berbagai penghargaan internasional dengan film-filmnya seperti "Opera Jawa" dan "Setan Jawa".
Film drama Indonesia terkadang menggabungkan unsur-unsur komedi untuk menarik perhatian penonton seperti di film "Cek Toko Sebelah" dan "Suzzanna: Bernapas dalam Kubur".
Film drama Indonesia juga seringkali memiliki lagu-lagu original yang menjadi hits di Indonesia seperti di film "Ada Apa Dengan Cinta?" dan "Laskar Pelangi".
Beberapa film drama Indonesia diadaptasi dari novel-novel terkenal seperti "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata dan "Perahu Kertas" karya Dewi Lestari.