Herodotus, seorang sejarawan Yunani kuno, dijuluki sebagai "Bapak Sejarah" karena dia dianggap sebagai orang pertama yang menciptakan istilah itu.
Thucydides, sejarawan Yunani kuno lainnya, terkenal karena karyanya yang berjudul "Sejarah Perang Peloponnesus" yang dianggap sebagai salah satu karya sejarah paling penting dalam sejarah Barat.
Ibn Khaldun, seorang sejarawan Muslim abad ke-14, dianggap sebagai salah satu bapak sejarah sosial dan sosiologi karena karyanya yang berjudul "Muqaddimah".
Herodotus percaya bahwa dalam perang, keberanian dan kelemahan orang-orang berasal dari kelas sosial mereka dan bukan dari ras mereka.
Thucydides mengalami jatuh sakit selama perang dan kehilangan posisinya sebagai jenderal Athena.
Ibn Khaldun menciptakan konsep "Asabiyyah" yang merujuk pada semangat persatuan dan kebanggaan yang memotivasi suatu kelompok untuk bertahan hidup dan berkembang.
Sima Qian, sejarawan Tiongkok kuno, adalah penulis "Catatan Sejarawan Besar" yang dianggap sebagai karya sejarah paling lengkap dan terperinci di Tiongkok kuno.
Sima Qian mengalami hukuman castration dan diasingkan karena menulis tentang kegagalan seorang jenderal Tiongkok kuno.
Tacitus, sejarawan Romawi, menulis banyak tentang kekaisaran Romawi dan terkenal karena karyanya yang berjudul "Annals".
Tacitus juga menulis tentang suku-suku Jermanik dan dianggap sebagai sumber utama informasi tentang budaya dan kebiasaan mereka.
