Sosialisme pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1920-an oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).
Pada masa pemerintahan Soekarno di tahun 1950-an dan 1960-an, Indonesia mengadopsi ideologi sosialis sebagai landasan pembangunan nasional.
Pada masa itu, sektor ekonomi seperti minyak, gas, dan pertambangan nasionalisasi dan diambil alih oleh negara.
Konsep sosialisasi juga diterapkan pada sektor perkebunan dan industri, dengan tujuan untuk memperkuat ekonomi nasional dan mengurangi kesenjangan sosial.
Namun, selama era Orde Baru pada tahun 1960-an hingga 1990-an, sosialisme menjadi ideologi yang terpinggirkan dan bahkan ditekan oleh pemerintah.
Baru pada era reformasi pada akhir 1990-an, sosialisme kembali menjadi topik yang dibicarakan di kalangan akademisi dan aktivis sosial.
Salah satu tokoh sosialis Indonesia yang terkenal adalah Pramoedya Ananta Toer, seorang penulis dan intelektual yang aktif di era Soekarno dan Orde Baru.
Saat ini, Partai Buruh Indonesia (PBI) adalah partai politik di Indonesia yang mengusung ideologi sosialis dan marxis.
Di Indonesia, masih terdapat perdebatan dan kontroversi mengenai apakah sosialisme bisa diterapkan secara efektif dalam konteks Indonesia yang kaya akan keragaman sosial, budaya, dan agama.
Meskipun demikian, ada banyak gerakan sosial dan komunitas yang berjuang untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan merata di Indonesia dengan mengusung nilai-nilai sosialis.