Ahli genetik pertama Indonesia adalah Prof. Dr. Koentjaraningrat, yang dikenal sebagai "Bapak Sosiologi Indonesia".
Penelitian genetik di Indonesia dimulai pada tahun 1928 oleh Dr. J.C. Koningsberger, seorang ahli botani Belanda.
Penelitian genetik di Indonesia berkembang pesat pada tahun 1950-an dan 1960-an dengan penemuan kromosom manusia pertama di Indonesia oleh Prof. Dr. S. Sudjadi.
Perkembangan teknologi DNA fingerprinting di Indonesia diawali oleh Prof. Dr. Widodo Judarwanto pada tahun 1990-an.
Pada tahun 2007, Indonesia berhasil menggumpulkan DNA dari seluruh penduduk Indonesia melalui proyek "Genom Nusantara".
Studi genetik pada hewan Indonesia menunjukkan adanya spesies endemik yang hanya ditemukan di Indonesia, seperti harimau Jawa dan orangutan Sumatra.
Beberapa penelitian genetik di Indonesia juga berkaitan dengan kesehatan, seperti studi tentang faktor genetik yang mempengaruhi risiko terkena diabetes dan kanker payudara.
Indonesia memiliki sumber daya genetik yang kaya, seperti tanaman obat tradisional, yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan obat baru.
Beberapa penelitian genetik di Indonesia juga menunjukkan adanya perbedaan genetik antara kelompok etnis yang berbeda di Indonesia.
Saat ini, Indonesia memiliki sejumlah ahli genetik yang terkemuka di dunia, seperti Prof. Dr. Herawati Sudoyo, yang telah banyak berkontribusi pada penelitian genetik di Indonesia.