Teknik pengawetan makanan telah digunakan sejak zaman kuno, seperti pengawetan ikan dengan garam oleh bangsa Viking pada abad ke-9.
Bahan pengawet alami seperti garam, cuka, dan gula telah digunakan sejak ratusan tahun yang lalu untuk menghambat pertumbuhan mikroba pada makanan.
Meskipun teknologi modern telah memperkenalkan banyak metode pengawetan makanan baru, pengawetan tradisional seperti pengeringan, pengasapan, dan pengalengan masih digunakan hingga saat ini.
Pengawetan makanan dapat meningkatkan umur simpan makanan, sehingga membantu mengurangi pemborosan makanan dan meningkatkan efisiensi produksi pangan.
Pengawetan makanan juga dapat meningkatkan rasa dan tekstur makanan, seperti pada daging asap dan acar.
Teknik pengawetan makanan modern, seperti pasteurisasi dan pengawetan dengan suhu tinggi, dapat membunuh mikroba patogen dan memperpanjang umur simpan produk.
Teknik pengawetan makanan juga digunakan dalam industri kosmetik dan farmasi untuk memperpanjang umur simpan produk dan meningkatkan stabilitas zat aktif.
Pengawetan makanan dapat dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti air jeruk nipis, cuka apel, dan gula kelapa.
Beberapa jenis makanan yang umumnya diawetkan meliputi daging, ikan, sayuran, buah-buahan, dan produk susu.
Meskipun pengawetan makanan dapat memperpanjang umur simpan makanan, penting untuk memperhatikan tanggal kedaluwarsa dan menyimpan makanan pada suhu yang tepat untuk menghindari keracunan makanan.